Saturday, May 1, 2010
Wednesday, March 25, 2009
Bab 15
# YANG DITEMUI OLEH ROH DI LANGIT
# PERTANYAAN TENTANG AHLI DUNIA
# DAN DIPERLIHATKAN AMALNYA
Di riwayatkan oleh Abdullah al-Mubarak dari Abu Ayub al-Ansari yang dimakamkan di luar Madinah yakni di Konstantinopel,bahawasanya beliau berkata:"Apabila roh telah dicabut maka ia akan bertemu dengan hamba-hamba lain yang mendapat rahmat dari Allah SWT,sebagaimana ia bersua dengan orang-orang sewaktu di dunia.Mereka pun menerima roh yang baru datang tersebut,dan berkata satu kepada yang lainnya:"Tunggulah saudaramu hingga ia beristirehat (hingga ia merasa nyaman),kerana sesungguhnya ia baru melalui cubaan yang dahsyat."
Kemudian mereka bertanya kepadanya:"Apa yang dikerjakan si polan?Apakah si polan menikah atau tidak?" Apabila kebetulan mereka menanyakan tentang orang yang telah meninggal,maka ia pun akan menjawab:"Ia telah binasa," maka mereka akan menimpali:"Sesungguhnya kita milik Allah SWT dan kepadaNyalah kita kembali,dia telah pergi kepada ibunya yang bergejolak (neraka Hawiyah),dan itulah seburuk-buruk ibu dan pengasuh."
Kemudian kepada mereka semua diperlihatkan amal-amalnya,apabila mereka lihat adalah amal soleh mereka akan merasa senang dan suka lalu berkata:"Ya Allah,ini adalah nikmatMu yang engkau berikan kepada hambaMu,maka sempurnakanlah,"lalu mereka menyaksikan amal yang buruk mereka akan berkata:"Ya Allah,berilah balasan terhadap hambaMu."
Abu Darda ra pernah berkata:"Sesungguhnya amal-amal kamu akan diperlihatkan kepada keluarga kamu yang telah meninggal,maka mereka akan senang,bersyukur atau sedih." Selain itu beliau juga pernah berkata dalam doanya:"Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari perbuatan yang membuat keluargaku yang telah meninggal menjadi sedih."
Sedangkan Sa'id bin Jabir ra pernah berkata: "Sesungguhnya orang-orang mati mendengarkan khabar orang-orang yang masih hidup,maka tidak ada seorang sahabat karib kecuali ia membawa khabar tentang keluarga sahabatnya tersebut,apabila khabar itu menggembirakan maka ia akan merasa senang,apabila khabarnya buruk maka akan masamlah wajahnya dan ia pun merasa sedih,bahkan mereka juga akan menanyakan khabar orang yang telah meninggal,lalu mereka berkata:"Apa yang dikerjakan oleh si polan?" Lalu dijawab:"Apakah ia belum datang ke sini?" Lalu mereka menjawab:"Tidak,demi Allah SWT,ia belum datang kepada kami dan tidak pernah lalu di sini,bererti ia telah dibawa kepada ibunya yang bergejolak (neraka Hawiyah),dan itulah seburuk-buruk ibu dan seburuk-buruk pengasuh."
Wahab bin Munabbih ra pernah berkata:"Sesungguhnya Allah SWT mempunyai tempat di langit ke tujuh,lalu tempat itu disebut al-Baydha' (yang putih yang suci) yang berkumpul di dalamnya arwah para orang-orang yang beriman. Maka apabila ada orang yang meninggal,ia akan bertemu dengan para arwah yang lain. Mereka akan bertanya kepadanya tentang keadaan di dunia seperti orang yang dalam perantauan bertanya tentang khabar keluarganya apabila ada orang yang baru datang dari kampungnya." Riwayat ini diriwayatkan oleh Abu Na'im.
Sedangkan dalam riwayat yang lain dikatakan bahawa orang-orang yang telah mati akan bertanya tentang keluarganya kepada roh yang baru datang kepada mereka:"Apa yang dikerjakan oleh si polan? Apa yang dikerjakan oleh si polanah? Apakah si polan sudah menikah? Apakah si polanah sudah menikah?" Dan sebagainya. Dalam hadis dikatakan:
Sesungguhnya para arwah itu bagaikan orang-orang yang baru masuk menjadi perajurit,apabila ada yang ia kenal maka mereka akan akrab,maka apabila tidak ia kenal,mereka tidak akan menjadi akrab.
Itulah pertemuan para arwah. Menurut beberapa pendapat bahawa arwah orang yang telah mati boleh bertemu dengan arwah orang yang tidur. Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahui..
*****
# PERTANYAAN TENTANG AHLI DUNIA
# DAN DIPERLIHATKAN AMALNYA
Di riwayatkan oleh Abdullah al-Mubarak dari Abu Ayub al-Ansari yang dimakamkan di luar Madinah yakni di Konstantinopel,bahawasanya beliau berkata:"Apabila roh telah dicabut maka ia akan bertemu dengan hamba-hamba lain yang mendapat rahmat dari Allah SWT,sebagaimana ia bersua dengan orang-orang sewaktu di dunia.Mereka pun menerima roh yang baru datang tersebut,dan berkata satu kepada yang lainnya:"Tunggulah saudaramu hingga ia beristirehat (hingga ia merasa nyaman),kerana sesungguhnya ia baru melalui cubaan yang dahsyat."
Kemudian mereka bertanya kepadanya:"Apa yang dikerjakan si polan?Apakah si polan menikah atau tidak?" Apabila kebetulan mereka menanyakan tentang orang yang telah meninggal,maka ia pun akan menjawab:"Ia telah binasa," maka mereka akan menimpali:"Sesungguhnya kita milik Allah SWT dan kepadaNyalah kita kembali,dia telah pergi kepada ibunya yang bergejolak (neraka Hawiyah),dan itulah seburuk-buruk ibu dan pengasuh."
Kemudian kepada mereka semua diperlihatkan amal-amalnya,apabila mereka lihat adalah amal soleh mereka akan merasa senang dan suka lalu berkata:"Ya Allah,ini adalah nikmatMu yang engkau berikan kepada hambaMu,maka sempurnakanlah,"lalu mereka menyaksikan amal yang buruk mereka akan berkata:"Ya Allah,berilah balasan terhadap hambaMu."
Abu Darda ra pernah berkata:"Sesungguhnya amal-amal kamu akan diperlihatkan kepada keluarga kamu yang telah meninggal,maka mereka akan senang,bersyukur atau sedih." Selain itu beliau juga pernah berkata dalam doanya:"Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari perbuatan yang membuat keluargaku yang telah meninggal menjadi sedih."
Sedangkan Sa'id bin Jabir ra pernah berkata: "Sesungguhnya orang-orang mati mendengarkan khabar orang-orang yang masih hidup,maka tidak ada seorang sahabat karib kecuali ia membawa khabar tentang keluarga sahabatnya tersebut,apabila khabar itu menggembirakan maka ia akan merasa senang,apabila khabarnya buruk maka akan masamlah wajahnya dan ia pun merasa sedih,bahkan mereka juga akan menanyakan khabar orang yang telah meninggal,lalu mereka berkata:"Apa yang dikerjakan oleh si polan?" Lalu dijawab:"Apakah ia belum datang ke sini?" Lalu mereka menjawab:"Tidak,demi Allah SWT,ia belum datang kepada kami dan tidak pernah lalu di sini,bererti ia telah dibawa kepada ibunya yang bergejolak (neraka Hawiyah),dan itulah seburuk-buruk ibu dan seburuk-buruk pengasuh."
Wahab bin Munabbih ra pernah berkata:"Sesungguhnya Allah SWT mempunyai tempat di langit ke tujuh,lalu tempat itu disebut al-Baydha' (yang putih yang suci) yang berkumpul di dalamnya arwah para orang-orang yang beriman. Maka apabila ada orang yang meninggal,ia akan bertemu dengan para arwah yang lain. Mereka akan bertanya kepadanya tentang keadaan di dunia seperti orang yang dalam perantauan bertanya tentang khabar keluarganya apabila ada orang yang baru datang dari kampungnya." Riwayat ini diriwayatkan oleh Abu Na'im.
Sedangkan dalam riwayat yang lain dikatakan bahawa orang-orang yang telah mati akan bertanya tentang keluarganya kepada roh yang baru datang kepada mereka:"Apa yang dikerjakan oleh si polan? Apa yang dikerjakan oleh si polanah? Apakah si polan sudah menikah? Apakah si polanah sudah menikah?" Dan sebagainya. Dalam hadis dikatakan:
Sesungguhnya para arwah itu bagaikan orang-orang yang baru masuk menjadi perajurit,apabila ada yang ia kenal maka mereka akan akrab,maka apabila tidak ia kenal,mereka tidak akan menjadi akrab.
Itulah pertemuan para arwah. Menurut beberapa pendapat bahawa arwah orang yang telah mati boleh bertemu dengan arwah orang yang tidur. Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahui..
*****
Tuesday, March 24, 2009
Bab 14
# TIDAK AKAN KELUAR ROH SEORANG HAMBA BAIK MUKMIN
ATAU KAFIR KECUALI SETELAH DIRINYA DIBERI KHABAR.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang sahih,thabit dan marfu' bahawasanya malaikat datang ketika pencabutan nyawa seorang hamba,kalau hamba itu termasuk dari hamba yang soleh maka mereka akan berkata:"Keluarlah wahai jiwa yang tenang yang berada di dalam jasad yang bersih, dan keluarlah dengan keadaan yang terpuji,bergembiralah dengan rahmat dan bau yang wangi,Allah SWT redha dan tiada murka." Mereka tetap mengucapkan hal itu hingga roh itu sampai di langit. Maka pintu langit pun terbuka hingga roh itu berhenti di depan Allah 'Azza wa Jalla.
Tetapi apabila hamba itu adalah hamba yang buruk maka mereka akan berkata:"Keluarlah,wahai jiwa yang kotor yang berada di dalam jasad yang kotor,keluarlah dalam keadaan hina,bersedihlah dengan panas dan bau busuk." Mereka tetap mengatakan hal itu hingga roh itu keluar. Kemudian mereka naik ke langit,mereka pun meminta agar pintu langit dibuka,lalu mereka ditanya:"Siapakah ini?"Mereka pun menjawab:"Si polan." Lalu dikatakan:"Tidak ada ucapan selamat datang bagi jiwa yang kotor yang berada dalam jasad yang kotor,kembalilah,janganlah buka pintu langit untuknya." Kemudian jiwa itu terjatuh dari langit ke dalam kuburannya.
Abu Hurairah ra pernah berkata:"Apabila roh seorang hamba telah keluar maka ia akan bertemu dengan dua malaikat,lalu bersamanya mereka naik ke langit. Kemudian ahli langit berkata:"Telah datang roh yang bersih dari dunia,mudah-mudahan Allah SWT berselawat untukmu dan untuk jasad yang kamu tempati," lalu mereka pergi mengadap Allah SWT,kemudian dikatakan kepada mereka:"Bawalah ia ke akhirul ajal."
Sedangkan Bukhari meriwayatkan bahawa nantinya Rasulullah SAW akan memberikan kainnya kepada roh orang mukmin,diletakkannya dihidungnya,hingga yang lain menyaksikan bagaimana para malaikat merasa takut akan bau roh tersebut hanya dengan meletakkan sesuatu di hidungnya, agar ia merasa tidak cemas.
Diriwayatkan secara marfu' oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam shahih mereka bahawa:
Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT pun akan senang bertemu dengannya,dan barangsiapa yang tidak suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT tidak akan suka bertemu dengannya.
Lalu Aisyah ra berkata:"Kalau soal kematian,semua kita tidak suka akan kematian," lalu Rasulullah SAW bersabda:
Bukan begitu,akan tetapi jika seorang mukmin meninggal maka ia akan diberi khabar gembira tentang keredhaan Allah SWT dan kemualiaanNya,maka tidak ada lagi yang paling ia sukai melebihi hal tersebut,maka ia merasa senang untuk bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun senang untuk bertemu dengannya. Sedangkan ketika seorang yang kafir meninggal dunia,maka ia akan diberi khabar azab Allah SWT dan hukuman baginya,maka tidak ada hal yang paling ia benci kecuali hal tersebut,kerana itu ia tidak suka bertemu dengan Allah SWT,dan Allah SWT tidak suka bertemu dengannya.
Dalam riwayat lain disebutkan:
Apabila pandangan telah tertuju ke atas,dada merasa sesak,bulu telah merinding,dan jari-jari saling tercengkam,maka pada saat itulah,barangsiapa yang suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT akan senang bertemu dengannya,dan barangsiapa yang tidak suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT pun tidak akan suka bertemu dengannya.
Dalam satu riwayat yang berasal dari Aisyah ra disebutkan bahawa apabila Allah SWT menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka Allah SWT akan memilih dan mengirimkan seorang malaikat yang akan menyulitkannya sebelum ia meninggal,dan Ia memberinya taufik hingga orang-orang berkata sewaktu ia meninggal:"Si polan meninggal dalam keadaan baik." Maka ketika telah datang ajalnya,rohnya pun merasa senang dan gembira melihat ganjaran bagi dirinya,hal itu terjadi kwtika seorang hamba merasa senang bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun merasa senang bertemu dengannya.
Sedangkan apabila Allah SWT menginginkan keburukan untuk seorang hamba,maka Allah SWT akan mentakdirkan syaitan bersamanya selama setahun,hingga syaitan itu pun menyesatkan dan memfitnah dan memberikannya cubaan. Hingga orang-orang berkata:"Si polan meninggal dalam keadaan buruk." Maka ketika telah datang kematiannya,rohnya pun melihat azab yang akan menimpanya,ia pun merasa susah,hal itu terjadi ketika seorang hamba tidak suka bertemu dengan Allah SWT,dan Allah SWT pun tidak suka bertemu dengannya.
Dalam hadis marfu'-tetapi beliau mengatakan hadis ini sahih dan hasan-yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi disebutkan bahawa:
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan buat hambaNya maka Ia akan memakai hamba tersebut.Lalu Rasulullah SAW ditanya: Bagaimana Allah SWT memakainya wahai Rasulullah? Rasulullah SAW pun menjawab: Allah SWT memberinya taufik untuk melakukan pekerjaan yang soleh.
Dalam riwayat lain disebutkan:
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan untuk hambaNya maka Ia akan menjadikan sesuatu berasa madu untuknya. Orang-orang pun bertanya:"Lalu apa yang dijadikan Allah SWT berasa madu untuknya?" Rasulullah SAW pun menjawab:"Allah membukakan pintu amal soleh baginya sebelum ia meninggal hingga orang-orang di sekelilingnya merasa redha kepadanya.
Qatadah ra pernah berkata tentang ayat maka ia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta syurga kenikmatan. (QS al-Waqi'ah) maksudnya adalah rahmat dan bau wangi yang akan ditemui oleh malaikat ketika mengambil nyawa seorang hamba yang soleh.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Nabi Muhammad SAW disebutkan:
Bahawa Rasulullah SAW berkata kepada 'Aisyah ra tentang tafsir ayat:"Demikianlah keadaan (orang-orang kafir itu),hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka,dia berkata:"Ya Tuhanku,kembalikanlah aku (ke dunia).(QS al Mukminun:99) beliau berkata:Apabila seorang mukmin telah melihat malaikat maka para malaikat akan bertanya kepadanya:"Apakah kamu mahu,kami mengembalikanmu ke dunia? Maka roh itu pun menjawab:"Ke tempat penuh bencana dan kesedihan?" Lalu roh itu berkata lagi:"Bawalah aku mengadap Allah 'Azza wa Jalla." Adapun dengan yang kafir maka para malaikat akan berkata:"Apakah kamu mahu dikembalikan ke dunia?" Maka roh itu menjawab:"Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu,hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka,dia berkata:"Ya Tuhanku,kembalikanlah aku (ke dunia),agar aku berbuat amal yang soleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya sahaja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS al-Mukminun:99-100).
Sedangkan dalam hadis marfu' yang diriwayatkan oleh al-Bazzar,dikatakan bahawa:
Sesungguhnya seorang mukmin apabila telah datang kematinnya,maka malaikat akan mendatanginya dengan membawa kain sutera yang di dalamnya terdapat misk dan wangian,maka rohnya pun dicabut dengan perlahan-lahan seperti mencabut rambut dari adunan roti,dan dikatakan kepadanya:"Wahai jiwa yang tenang keluarlah dengan redha dan diredhai menuju rahmat dan kemuliaan Allah SWT," ketika rohnya telah keluar,lalu ia diletakkan di atas misk dan wangian itu (wangian tersebut dibalurkan ke roh tersebut) kemudian ia dibalut dengan kain sutera,lalu pergi ke 'Illiyin.
Dan sesungguhnya orang kafir apabila ia telah datang ajal,ia akan didatangi malaikat dengan membawa kain yang kasar di dalamnya terdapat bara api,lalu rohnya dicabut dengan kuat dan kasar,dan dikatakan kepadanya:"Wahai jiwa yang kotor,keluarlah dengan murka dan dimurkai,menuju hinaan dan azab Allah SWT. Ketika rohnya telah keluar maka ia diletakkan di atas bara api tersebut dan dibaluti dengan kain yang kasar,lalu pergi ke neraka Sijjin.
Mudah-mudahan kita,pembaca dan semua kaum muslimin mengakhiri hidupnya dengan akhir yang baik dan meninggal dalam Islam.Amien.
*****
ATAU KAFIR KECUALI SETELAH DIRINYA DIBERI KHABAR.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang sahih,thabit dan marfu' bahawasanya malaikat datang ketika pencabutan nyawa seorang hamba,kalau hamba itu termasuk dari hamba yang soleh maka mereka akan berkata:"Keluarlah wahai jiwa yang tenang yang berada di dalam jasad yang bersih, dan keluarlah dengan keadaan yang terpuji,bergembiralah dengan rahmat dan bau yang wangi,Allah SWT redha dan tiada murka." Mereka tetap mengucapkan hal itu hingga roh itu sampai di langit. Maka pintu langit pun terbuka hingga roh itu berhenti di depan Allah 'Azza wa Jalla.
Tetapi apabila hamba itu adalah hamba yang buruk maka mereka akan berkata:"Keluarlah,wahai jiwa yang kotor yang berada di dalam jasad yang kotor,keluarlah dalam keadaan hina,bersedihlah dengan panas dan bau busuk." Mereka tetap mengatakan hal itu hingga roh itu keluar. Kemudian mereka naik ke langit,mereka pun meminta agar pintu langit dibuka,lalu mereka ditanya:"Siapakah ini?"Mereka pun menjawab:"Si polan." Lalu dikatakan:"Tidak ada ucapan selamat datang bagi jiwa yang kotor yang berada dalam jasad yang kotor,kembalilah,janganlah buka pintu langit untuknya." Kemudian jiwa itu terjatuh dari langit ke dalam kuburannya.
Abu Hurairah ra pernah berkata:"Apabila roh seorang hamba telah keluar maka ia akan bertemu dengan dua malaikat,lalu bersamanya mereka naik ke langit. Kemudian ahli langit berkata:"Telah datang roh yang bersih dari dunia,mudah-mudahan Allah SWT berselawat untukmu dan untuk jasad yang kamu tempati," lalu mereka pergi mengadap Allah SWT,kemudian dikatakan kepada mereka:"Bawalah ia ke akhirul ajal."
Sedangkan Bukhari meriwayatkan bahawa nantinya Rasulullah SAW akan memberikan kainnya kepada roh orang mukmin,diletakkannya dihidungnya,hingga yang lain menyaksikan bagaimana para malaikat merasa takut akan bau roh tersebut hanya dengan meletakkan sesuatu di hidungnya, agar ia merasa tidak cemas.
Diriwayatkan secara marfu' oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam shahih mereka bahawa:
Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT pun akan senang bertemu dengannya,dan barangsiapa yang tidak suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT tidak akan suka bertemu dengannya.
Lalu Aisyah ra berkata:"Kalau soal kematian,semua kita tidak suka akan kematian," lalu Rasulullah SAW bersabda:
Bukan begitu,akan tetapi jika seorang mukmin meninggal maka ia akan diberi khabar gembira tentang keredhaan Allah SWT dan kemualiaanNya,maka tidak ada lagi yang paling ia sukai melebihi hal tersebut,maka ia merasa senang untuk bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun senang untuk bertemu dengannya. Sedangkan ketika seorang yang kafir meninggal dunia,maka ia akan diberi khabar azab Allah SWT dan hukuman baginya,maka tidak ada hal yang paling ia benci kecuali hal tersebut,kerana itu ia tidak suka bertemu dengan Allah SWT,dan Allah SWT tidak suka bertemu dengannya.
Dalam riwayat lain disebutkan:
Apabila pandangan telah tertuju ke atas,dada merasa sesak,bulu telah merinding,dan jari-jari saling tercengkam,maka pada saat itulah,barangsiapa yang suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT akan senang bertemu dengannya,dan barangsiapa yang tidak suka bertemu dengan Allah SWT,maka Allah SWT pun tidak akan suka bertemu dengannya.
Dalam satu riwayat yang berasal dari Aisyah ra disebutkan bahawa apabila Allah SWT menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka Allah SWT akan memilih dan mengirimkan seorang malaikat yang akan menyulitkannya sebelum ia meninggal,dan Ia memberinya taufik hingga orang-orang berkata sewaktu ia meninggal:"Si polan meninggal dalam keadaan baik." Maka ketika telah datang ajalnya,rohnya pun merasa senang dan gembira melihat ganjaran bagi dirinya,hal itu terjadi kwtika seorang hamba merasa senang bertemu dengan Allah SWT dan Allah SWT pun merasa senang bertemu dengannya.
Sedangkan apabila Allah SWT menginginkan keburukan untuk seorang hamba,maka Allah SWT akan mentakdirkan syaitan bersamanya selama setahun,hingga syaitan itu pun menyesatkan dan memfitnah dan memberikannya cubaan. Hingga orang-orang berkata:"Si polan meninggal dalam keadaan buruk." Maka ketika telah datang kematiannya,rohnya pun melihat azab yang akan menimpanya,ia pun merasa susah,hal itu terjadi ketika seorang hamba tidak suka bertemu dengan Allah SWT,dan Allah SWT pun tidak suka bertemu dengannya.
Dalam hadis marfu'-tetapi beliau mengatakan hadis ini sahih dan hasan-yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi disebutkan bahawa:
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan buat hambaNya maka Ia akan memakai hamba tersebut.Lalu Rasulullah SAW ditanya: Bagaimana Allah SWT memakainya wahai Rasulullah? Rasulullah SAW pun menjawab: Allah SWT memberinya taufik untuk melakukan pekerjaan yang soleh.
Dalam riwayat lain disebutkan:
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan untuk hambaNya maka Ia akan menjadikan sesuatu berasa madu untuknya. Orang-orang pun bertanya:"Lalu apa yang dijadikan Allah SWT berasa madu untuknya?" Rasulullah SAW pun menjawab:"Allah membukakan pintu amal soleh baginya sebelum ia meninggal hingga orang-orang di sekelilingnya merasa redha kepadanya.
Qatadah ra pernah berkata tentang ayat maka ia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta syurga kenikmatan. (QS al-Waqi'ah) maksudnya adalah rahmat dan bau wangi yang akan ditemui oleh malaikat ketika mengambil nyawa seorang hamba yang soleh.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Nabi Muhammad SAW disebutkan:
Bahawa Rasulullah SAW berkata kepada 'Aisyah ra tentang tafsir ayat:"Demikianlah keadaan (orang-orang kafir itu),hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka,dia berkata:"Ya Tuhanku,kembalikanlah aku (ke dunia).(QS al Mukminun:99) beliau berkata:Apabila seorang mukmin telah melihat malaikat maka para malaikat akan bertanya kepadanya:"Apakah kamu mahu,kami mengembalikanmu ke dunia? Maka roh itu pun menjawab:"Ke tempat penuh bencana dan kesedihan?" Lalu roh itu berkata lagi:"Bawalah aku mengadap Allah 'Azza wa Jalla." Adapun dengan yang kafir maka para malaikat akan berkata:"Apakah kamu mahu dikembalikan ke dunia?" Maka roh itu menjawab:"Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu,hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka,dia berkata:"Ya Tuhanku,kembalikanlah aku (ke dunia),agar aku berbuat amal yang soleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya sahaja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS al-Mukminun:99-100).
Sedangkan dalam hadis marfu' yang diriwayatkan oleh al-Bazzar,dikatakan bahawa:
Sesungguhnya seorang mukmin apabila telah datang kematinnya,maka malaikat akan mendatanginya dengan membawa kain sutera yang di dalamnya terdapat misk dan wangian,maka rohnya pun dicabut dengan perlahan-lahan seperti mencabut rambut dari adunan roti,dan dikatakan kepadanya:"Wahai jiwa yang tenang keluarlah dengan redha dan diredhai menuju rahmat dan kemuliaan Allah SWT," ketika rohnya telah keluar,lalu ia diletakkan di atas misk dan wangian itu (wangian tersebut dibalurkan ke roh tersebut) kemudian ia dibalut dengan kain sutera,lalu pergi ke 'Illiyin.
Dan sesungguhnya orang kafir apabila ia telah datang ajal,ia akan didatangi malaikat dengan membawa kain yang kasar di dalamnya terdapat bara api,lalu rohnya dicabut dengan kuat dan kasar,dan dikatakan kepadanya:"Wahai jiwa yang kotor,keluarlah dengan murka dan dimurkai,menuju hinaan dan azab Allah SWT. Ketika rohnya telah keluar maka ia diletakkan di atas bara api tersebut dan dibaluti dengan kain yang kasar,lalu pergi ke neraka Sijjin.
Mudah-mudahan kita,pembaca dan semua kaum muslimin mengakhiri hidupnya dengan akhir yang baik dan meninggal dalam Islam.Amien.
*****
Bab 13
# BILAKAH SEORANG HAMBA TIDAK DAPAT MENGENAL ORANG LAIN
# DAN MENGENAI TAUBAT,SIAPAKAH ORANG YANG BERTAUBAT
Di riwayatkan oleh Tirmizi:
"Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat seseorang sebelum ia sakarat."
Kata sakarat maksudnya di sini adalah ketika roh telah sampai ke kerongkong,maka pada saat itu akan ditentukan baginya apakah ia akan mendapat rahmat atau azab. Pada saat itu taubat tidak lagi berguna baginya,tidak juga iman,seperti yang disebutkan dalam buku-buku syari'ah. Dengan kata lain,pintu taubat itu tetap terbuka sebelum datangnya waktu pencabutan nyawa,iaitu saat tubuh meregang ketika pengambilan roh. Saat itu adalah saat diputusnya urat jantung dari dada ke kerongkong,maka pada saat itulah penentuannya,dan pada saat itu juga datangnya kematian. Dari itu hendaklah setiap orang bertaubat sebelum datangnya sakaratul maut dan penentuan tersebut.
Tentang hal ini,orang-orang sering membaca sajak berikut:
Siapkanlah taubat yang akan menjagamu
Sebelum datangnya kematian dan sebelum lidahmu kelu
Siapkanlah bekalmu! Simpanlah untuk bekalmu
Dengan sebaik-baik bekal.
Kerana itulah Imam Ali bin Abi Talib ra,apabila beliau melihat seseorang yang bergegas dan bercepat bertasbih dan beristighfar,ia berkata kepada orang tersebut:"Inilah taubat orang-orang pendusta,dan taubatmu masih memerlukan taubat."
Orang-orang yang telah mendalami ilmu agama berpendapat bahawa hanya sedikit orang yang boleh menjalankan taubat nasuha kerana kemuliaan mereka. Kerana itu kita hanya boleh memperbayak istighfar. Dan istighfar kita masih memerlukan istighfar kerana kita tidak jujur dalam beristighfar. Kita hanya boleh mengharapkan kemurahan Allah SWT untuk menerima taubat kita apabila penyesalan sudah tidak berguna lagi,kerana dalam sebuah hadis disebutkan:
Penyesalan itu adalah taubat.
Dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan:
Sesungguhnya hamba apabila mengakui dosa-dosanya dan meminta ampun maka Allah SWT mengampuninya.
Imam Malik Rahimahullah pada suatu ketika pernah ditanya tentang seseorang yang membunuh,adakah pintu taubat masih terbuka untuknya? Maka beliau pun menjawab:"Itu adalah pintu yang dibuka oleh Allah SWT,dan aku tidak akan menutupnya."
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian 'alam.
******
# DAN MENGENAI TAUBAT,SIAPAKAH ORANG YANG BERTAUBAT
Di riwayatkan oleh Tirmizi:
"Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat seseorang sebelum ia sakarat."
Kata sakarat maksudnya di sini adalah ketika roh telah sampai ke kerongkong,maka pada saat itu akan ditentukan baginya apakah ia akan mendapat rahmat atau azab. Pada saat itu taubat tidak lagi berguna baginya,tidak juga iman,seperti yang disebutkan dalam buku-buku syari'ah. Dengan kata lain,pintu taubat itu tetap terbuka sebelum datangnya waktu pencabutan nyawa,iaitu saat tubuh meregang ketika pengambilan roh. Saat itu adalah saat diputusnya urat jantung dari dada ke kerongkong,maka pada saat itulah penentuannya,dan pada saat itu juga datangnya kematian. Dari itu hendaklah setiap orang bertaubat sebelum datangnya sakaratul maut dan penentuan tersebut.
Tentang hal ini,orang-orang sering membaca sajak berikut:
Siapkanlah taubat yang akan menjagamu
Sebelum datangnya kematian dan sebelum lidahmu kelu
Siapkanlah bekalmu! Simpanlah untuk bekalmu
Dengan sebaik-baik bekal.
Kerana itulah Imam Ali bin Abi Talib ra,apabila beliau melihat seseorang yang bergegas dan bercepat bertasbih dan beristighfar,ia berkata kepada orang tersebut:"Inilah taubat orang-orang pendusta,dan taubatmu masih memerlukan taubat."
Orang-orang yang telah mendalami ilmu agama berpendapat bahawa hanya sedikit orang yang boleh menjalankan taubat nasuha kerana kemuliaan mereka. Kerana itu kita hanya boleh memperbayak istighfar. Dan istighfar kita masih memerlukan istighfar kerana kita tidak jujur dalam beristighfar. Kita hanya boleh mengharapkan kemurahan Allah SWT untuk menerima taubat kita apabila penyesalan sudah tidak berguna lagi,kerana dalam sebuah hadis disebutkan:
Penyesalan itu adalah taubat.
Dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan:
Sesungguhnya hamba apabila mengakui dosa-dosanya dan meminta ampun maka Allah SWT mengampuninya.
Imam Malik Rahimahullah pada suatu ketika pernah ditanya tentang seseorang yang membunuh,adakah pintu taubat masih terbuka untuknya? Maka beliau pun menjawab:"Itu adalah pintu yang dibuka oleh Allah SWT,dan aku tidak akan menutupnya."
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian 'alam.
******
Bab 12 (sambungan)
Kemudian si iblis pun dalam bentuk seorang hamba ahli ibadah pergi menemui si raja dan berkata kepadanya: "Sesungguhnya si Barshiso telah menodai kehormatan puteri anda, dan ia takut kalau puteri anda telah sembuh ia akan memberitahukan hal itu kepada kamu, maka ia telah membunuh puteri anda dan menguburkannya di longgokan pasir di dekat gubuknya, lalu ia akan berkata kepada kamu: "Puteri anda telah sembuh dan telah pulang, maka janganlah anda sampai percaya akan perkataannya."
Maka si raja pun mengirimkan rombongan untuk menemui Barshiso, dan ternyata semuanya benar. Maka raja pun memerintahkan untuk menyalib Barshiso.
Pada saat Barshiso dalam keadaan tersalib, iblis mendatanginya kembali dan berkata kepadanya:"Bersujudlah kepadaku,aku akan menolongmu sebagaimana aku mencelakakanmu." lalu Barshiso pun mentaatinya dan memberi isyarat sujud kepadanya, tetapi kemudian si iblis pergi tanpa menolongnya dan Barshiso pun meninggal dalam keadaan kafir.
Dalam cerita lain dikatakan bahawa ada seorang lelaki yang selalu mengumandangkan azan di Mesir. Di sekitar masjid itu terdapat seorang puteri seorang Nasrani. Pada suatu waktu ia melihatnya dari teras masjid. Lelaki ini pun lalu jatuh cinta kepadanya. Mereka berjanji untuk bertemu pada suatu waktu. Ketika lelaki itu datang, maka si perempuan membukakan pintu baginya. Lalu ia berkata kepadanya:"Sesungguhnya hatiku tidak boleh lagi memikirkan dunia ataupun akhirat,aku hanya memikirkanmu." "Lalu apa maumu?" wanita itu bertanya kepadanya. "Aku ingin menikahimu," jawab si lelaki. Tetapi kemudian si wanita itu berkata:"Tetapi ayahku tidak akan membolehkanku kecuali kamu masuk ke dalam agamaku." Lelaki itupun masuk agama Nasrani. Kemudian lelaki ini masuk ke dalam rumah dan naik ke atas menatap pemandangan kota, tetapi ia terjatuh dan meninggal dalam keadaan Nasrani. Ia tidak mendapat keinginannya juga tidak meninggal keadaan muslim. Hanya Allah SWT jugalah kita meminta ampun.
Doriwayatkan oleh Nasa'i dari Uthman bin Affan ra bahawasanya beliau berkata:
Jauhilah minuman keras,kerana sesungguhnya minuman keras adalah induk dari segala dosa besar. Sesungguhnya telah ada seorang lelaki sebelum kamu yang menyembah Allah SWT,lalu ada wanita penggoda yang sesat yang mencintai dirinya. Wanita itu mengirimkan hambanya kepada lelaki tersebut dan berkata kepadanya:"Sesungguhnya majikanku mengundang anda untuk menjadi saksi." Ia pun pergi bersama hamba tersebut. Maka ketika mereka telah sampai,hamba itupun menutup pintu,lalu lelaki itupun bertemu dengan wanita yang cantik,bersamanya ada seorang anak lelaki dan sekendi arak. Maka wanita itupun berkata kepadanya:"Demi Tuhan,aku tidak memanggilmu untuk menjadi saksi,akan tetapi aku memanggilmu untuk menggauliku,atau kalau tidak kamu minum segelas arak ini,atau kamu bunuh anak ini." Maka lelaki itupun menjawab:"Berilah aku arak ini,kerana itu lebih ringan dosanya bagiku." Lalu wanita itu memberinya segelas arak tersebut.Lelaki itupun berkata:"Tambahlah!" Begitulah seterusnya,hingga arak itu menguasai dirinya,lalu ia menggauli wanita tersebut dan membunuh anak lelaki itu. Maka jauhilah minuman keras,kerana sesungguhnya demi Allah SWT,iman tidak akan berkumpul arak kecuali salah satunya akan berhasil mengeluarkan/mengalahkan yang lain.
Dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:
Apabila Allah SWT ingin mengampuni seseorang maka Ia akan memperlambatkan ajalnya hingga mencapai umur 60 tahun.
Ertinya Allah SWT tetap melimpahinya kasih sayang dan kesabaran atas kelalaiannya,dan apabila seseorang telah berumur 60 tahun,tentu saja ia tidak patut lagi untuk berlalai-lalai dan bermain-main.
Dalam hadis marfu' lainnya disebutkan:
Barangsiapa yang menghabiskan masa mudanya dalam Islam maka ia akan mendapat cahaya pada hari kiamat.
Sebahagian orang-orang Arab akan membaca sajak berikut bila melihat seorang pemuda yang berjanggut:
Wahai orang yang mengganti masa muda
Dengan rambut yang berwarna
Berharap keelokan rupa muncul
Oleh warna rambutnya yang rontok
Sungguh...
Aku mendapat keduanya
Adalah kebaktian terbaik
Masa muda berlalu,sahabat pun berlalu.
*******
Maka si raja pun mengirimkan rombongan untuk menemui Barshiso, dan ternyata semuanya benar. Maka raja pun memerintahkan untuk menyalib Barshiso.
Pada saat Barshiso dalam keadaan tersalib, iblis mendatanginya kembali dan berkata kepadanya:"Bersujudlah kepadaku,aku akan menolongmu sebagaimana aku mencelakakanmu." lalu Barshiso pun mentaatinya dan memberi isyarat sujud kepadanya, tetapi kemudian si iblis pergi tanpa menolongnya dan Barshiso pun meninggal dalam keadaan kafir.
Dalam cerita lain dikatakan bahawa ada seorang lelaki yang selalu mengumandangkan azan di Mesir. Di sekitar masjid itu terdapat seorang puteri seorang Nasrani. Pada suatu waktu ia melihatnya dari teras masjid. Lelaki ini pun lalu jatuh cinta kepadanya. Mereka berjanji untuk bertemu pada suatu waktu. Ketika lelaki itu datang, maka si perempuan membukakan pintu baginya. Lalu ia berkata kepadanya:"Sesungguhnya hatiku tidak boleh lagi memikirkan dunia ataupun akhirat,aku hanya memikirkanmu." "Lalu apa maumu?" wanita itu bertanya kepadanya. "Aku ingin menikahimu," jawab si lelaki. Tetapi kemudian si wanita itu berkata:"Tetapi ayahku tidak akan membolehkanku kecuali kamu masuk ke dalam agamaku." Lelaki itupun masuk agama Nasrani. Kemudian lelaki ini masuk ke dalam rumah dan naik ke atas menatap pemandangan kota, tetapi ia terjatuh dan meninggal dalam keadaan Nasrani. Ia tidak mendapat keinginannya juga tidak meninggal keadaan muslim. Hanya Allah SWT jugalah kita meminta ampun.
Doriwayatkan oleh Nasa'i dari Uthman bin Affan ra bahawasanya beliau berkata:
Jauhilah minuman keras,kerana sesungguhnya minuman keras adalah induk dari segala dosa besar. Sesungguhnya telah ada seorang lelaki sebelum kamu yang menyembah Allah SWT,lalu ada wanita penggoda yang sesat yang mencintai dirinya. Wanita itu mengirimkan hambanya kepada lelaki tersebut dan berkata kepadanya:"Sesungguhnya majikanku mengundang anda untuk menjadi saksi." Ia pun pergi bersama hamba tersebut. Maka ketika mereka telah sampai,hamba itupun menutup pintu,lalu lelaki itupun bertemu dengan wanita yang cantik,bersamanya ada seorang anak lelaki dan sekendi arak. Maka wanita itupun berkata kepadanya:"Demi Tuhan,aku tidak memanggilmu untuk menjadi saksi,akan tetapi aku memanggilmu untuk menggauliku,atau kalau tidak kamu minum segelas arak ini,atau kamu bunuh anak ini." Maka lelaki itupun menjawab:"Berilah aku arak ini,kerana itu lebih ringan dosanya bagiku." Lalu wanita itu memberinya segelas arak tersebut.Lelaki itupun berkata:"Tambahlah!" Begitulah seterusnya,hingga arak itu menguasai dirinya,lalu ia menggauli wanita tersebut dan membunuh anak lelaki itu. Maka jauhilah minuman keras,kerana sesungguhnya demi Allah SWT,iman tidak akan berkumpul arak kecuali salah satunya akan berhasil mengeluarkan/mengalahkan yang lain.
Dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan:
Apabila Allah SWT ingin mengampuni seseorang maka Ia akan memperlambatkan ajalnya hingga mencapai umur 60 tahun.
Ertinya Allah SWT tetap melimpahinya kasih sayang dan kesabaran atas kelalaiannya,dan apabila seseorang telah berumur 60 tahun,tentu saja ia tidak patut lagi untuk berlalai-lalai dan bermain-main.
Dalam hadis marfu' lainnya disebutkan:
Barangsiapa yang menghabiskan masa mudanya dalam Islam maka ia akan mendapat cahaya pada hari kiamat.
Sebahagian orang-orang Arab akan membaca sajak berikut bila melihat seorang pemuda yang berjanggut:
Wahai orang yang mengganti masa muda
Dengan rambut yang berwarna
Berharap keelokan rupa muncul
Oleh warna rambutnya yang rontok
Sungguh...
Aku mendapat keduanya
Adalah kebaktian terbaik
Masa muda berlalu,sahabat pun berlalu.
*******
Friday, March 13, 2009
Bab 12
# SU'UL KHATIMAH (AKHIR HIDUP YANG BURUK)
# DAN AMAL-AMALNYA BERGANTUNG PADA AKHIR HIDUP
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra bahawasanya beliau berkata:
Bahawasanya telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya ada orang yang beramal dengan amal ahli syurga pada waktu yang lama,kemudian dia mengakhiri amalnya itu denagan amal ahli neraka,dan sesungguhnya ada orang yang beramal amal ahli neraka pada waktu yang lama,kemudian ia menutup amalnya itu dengan amal ahli syurga."
Sedangkan dalam kitab Shahih Bukhari,ada sebuah hadis marfu' yang bermaksud:
Sesungguhnya ada hamba yang mengerjakan amal ahli neraka tetapi ternyata ia salah satu dari ahli syurga, dan ada yang mengerjakan amal ahli syurga tetapi ternyata ia termasuk dari ahli neraka. Kerana sesungguhnya amal itu bergantung pada akhir hidupnya.
Para ulama' berpendapat bahawasanya su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk) terjadi pada orang yang sering dan terus menerus mengerjakan maksiat secara sembunyi-sembunyi, dan ia sering mengerjakan dosa-dosa besar mencuba menipu Allah SWT. Adapun orang yang istiqomah secara zahir dan tidak terus menerus mengerjakan maksiat secara batin (tersembunyi),belum ada terdengar cerita bahawa orang seperti itu mengakhiri hidupnya dengan buruk. Segala puji hanya bagi Allah SWT atas kelapangan ini.
Sebaliknya dengan orang yang kebanyakan waktunya digunakan untuk mencintai dunia dan berbuat maksiat tanpa ada niat untuk bertaubat, lalu mungkin ajalnya mendatanginya sebelum bertaubat,hingga syaitan boleh menggoyahkannya pada saat itu dan langsung membawanya saat itu juga, kita berlindung kepada Allah SWT dari hal seperti ini. Maka pada saat ia meninggal mungkin terlihat mudah di mata orang lain.
Selain itu ada juga hamba yang sepanjang hidupnya berada di jalan yang lurus akan tetapi ketika menjelang ajalnya ia berubah dan keluar dari jalan yang lurus tersebut,yang kemudian hal itulah yang menyebabkan ia mengakhiri hidupnya dalam keadaan yang buruk,dan mendapat celaan yang hina seperti yang dialami oleh Iblis laknatullah. Seperti yang tertulis dan diceritakan bahawa Iblis menyembah Allah SWT bersama-sama dengan para malaikat selama lapan puluh ribu tahun lamanya.
Begitu juga dengan Lu'am bin Ba'ur yang kepadanya telah Allah SWT perlihatkan ayat-ayatNya, tetapi kemudian ia melepaskan hidayah itu dan menukarnya dengan kekekalannya di bumi dan menjadi pengikut hawa nafsunya.
Begitu juga dengan ceritanya, Barshiso ini adalah orang yang bila ia menyentuh orang yang terkena penyakit gila atau ayan maka orang itu akan sembuh. Tersebutlah seorang puteri raja yang terkena penyakit gila. Maka si raja pun mengirimkan puterinya tersebut untuk bermalam di pondok Barshiso di padang pasir dan berubat kepadanya.
Lalu iblis pun mendatanginya dan berkata kepadanya: "Zinailah perempuan itu,kerana perempuan itu tidak akan merasa,tidak akan tahu,dan juga tidak akan sedar", ketika Barshiso melakukan hal yang disuruh oleh iblis kepadanya,si iblis pun lalu berkata kembali: "Dikhuatirkan ternyata perempuan itu tahu dan sedar bahawa engkau telah menodainya, lalu ia akan merosakkan kehormatanmu di mata umum,maka bunuhlah ia dan kuburkan di longgokan pasir, apabila rombongan raja telah datang,katakanlah ia telah sembuh dan telah pulang,sesungguhnya mereka pasti mempercayainya." Ia lalu mengikuti petunjuk si iblis laknatullah.
(bersambung)
# DAN AMAL-AMALNYA BERGANTUNG PADA AKHIR HIDUP
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra bahawasanya beliau berkata:
Bahawasanya telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya ada orang yang beramal dengan amal ahli syurga pada waktu yang lama,kemudian dia mengakhiri amalnya itu denagan amal ahli neraka,dan sesungguhnya ada orang yang beramal amal ahli neraka pada waktu yang lama,kemudian ia menutup amalnya itu dengan amal ahli syurga."
Sedangkan dalam kitab Shahih Bukhari,ada sebuah hadis marfu' yang bermaksud:
Sesungguhnya ada hamba yang mengerjakan amal ahli neraka tetapi ternyata ia salah satu dari ahli syurga, dan ada yang mengerjakan amal ahli syurga tetapi ternyata ia termasuk dari ahli neraka. Kerana sesungguhnya amal itu bergantung pada akhir hidupnya.
Para ulama' berpendapat bahawasanya su'ul khatimah (akhir hidup yang buruk) terjadi pada orang yang sering dan terus menerus mengerjakan maksiat secara sembunyi-sembunyi, dan ia sering mengerjakan dosa-dosa besar mencuba menipu Allah SWT. Adapun orang yang istiqomah secara zahir dan tidak terus menerus mengerjakan maksiat secara batin (tersembunyi),belum ada terdengar cerita bahawa orang seperti itu mengakhiri hidupnya dengan buruk. Segala puji hanya bagi Allah SWT atas kelapangan ini.
Sebaliknya dengan orang yang kebanyakan waktunya digunakan untuk mencintai dunia dan berbuat maksiat tanpa ada niat untuk bertaubat, lalu mungkin ajalnya mendatanginya sebelum bertaubat,hingga syaitan boleh menggoyahkannya pada saat itu dan langsung membawanya saat itu juga, kita berlindung kepada Allah SWT dari hal seperti ini. Maka pada saat ia meninggal mungkin terlihat mudah di mata orang lain.
Selain itu ada juga hamba yang sepanjang hidupnya berada di jalan yang lurus akan tetapi ketika menjelang ajalnya ia berubah dan keluar dari jalan yang lurus tersebut,yang kemudian hal itulah yang menyebabkan ia mengakhiri hidupnya dalam keadaan yang buruk,dan mendapat celaan yang hina seperti yang dialami oleh Iblis laknatullah. Seperti yang tertulis dan diceritakan bahawa Iblis menyembah Allah SWT bersama-sama dengan para malaikat selama lapan puluh ribu tahun lamanya.
Begitu juga dengan Lu'am bin Ba'ur yang kepadanya telah Allah SWT perlihatkan ayat-ayatNya, tetapi kemudian ia melepaskan hidayah itu dan menukarnya dengan kekekalannya di bumi dan menjadi pengikut hawa nafsunya.
Begitu juga dengan ceritanya, Barshiso ini adalah orang yang bila ia menyentuh orang yang terkena penyakit gila atau ayan maka orang itu akan sembuh. Tersebutlah seorang puteri raja yang terkena penyakit gila. Maka si raja pun mengirimkan puterinya tersebut untuk bermalam di pondok Barshiso di padang pasir dan berubat kepadanya.
Lalu iblis pun mendatanginya dan berkata kepadanya: "Zinailah perempuan itu,kerana perempuan itu tidak akan merasa,tidak akan tahu,dan juga tidak akan sedar", ketika Barshiso melakukan hal yang disuruh oleh iblis kepadanya,si iblis pun lalu berkata kembali: "Dikhuatirkan ternyata perempuan itu tahu dan sedar bahawa engkau telah menodainya, lalu ia akan merosakkan kehormatanmu di mata umum,maka bunuhlah ia dan kuburkan di longgokan pasir, apabila rombongan raja telah datang,katakanlah ia telah sembuh dan telah pulang,sesungguhnya mereka pasti mempercayainya." Ia lalu mengikuti petunjuk si iblis laknatullah.
(bersambung)
Wednesday, March 11, 2009
Bab 11
# SESUATU YANG HARUS DIKATAKAN KETIKA MENUTUPKAN MATA SI MAYAT
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Syidad bin Aus,beliau berkata:
Rasulullah SAW telah bersabda:" Apabila kamu menziarahi orang yang meninggal maka tutuplah matanya, kerana mata mengikuti roh,dan katakanlah yang baik-baik kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang dikatakan keluarga si mayat.
*****
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Syidad bin Aus,beliau berkata:
Rasulullah SAW telah bersabda:" Apabila kamu menziarahi orang yang meninggal maka tutuplah matanya, kerana mata mengikuti roh,dan katakanlah yang baik-baik kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang dikatakan keluarga si mayat.
*****
Bab 10
#SESEORANG YANG MENZIARAHI ORANG YANG MENINGGAL DUNIA HENDAKNYA TIDAK BERBOHONG
#BERBICARA YANG BAIK-BAIK
#DOA UNTUKNYA DAN CARA MENUTUP MATANYA
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Salamah ra,bahawasanya beliau berkata:
Bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: Apabila kamu menjenguk orang yang sakit atau menziarahi orang yang meninggal maka katakanlah yang baik-baik,kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan."Lalu Ummu Salamah berkata kepada Rasulullah SAW:"Wahai Rasul,telah meninggal dunia Abu Salamah." Lalu beliau berkata:"Katakanlah:Ya Allah,ya Tuhanku,ampunilah dosaku dan dosanya dan berikanlah aku kebaikan sepeninggalnya." Lalu Ummu Salamah berkata: "Aku pun mengerjakan sesuai dengan suruhan Rasulullah SAW,maka Allah SWT pun memberikanku yang lebih baik dari Abu Salamah yakni Rasulullah SAW."
Juga masih dari Ummu Salamah ra,beliau berkata:
Rasulullah SAW datang menjenguk Abu Salamah,dan matanya (Abu Salamah) telah berat. Maka Rasulullah SAW pun menutupkan matanya lalu berkata: "Sesungguhnya apabila ruh telah dicabut maka akan mengikutinya. Lalu para sanak saudaranya pun mulai berteriak,Rasulullah pun berkata lagi: "Janganlah kamu doakan kecuali yang baik untuk diri kamu,kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah,ampunilah Abu Salamah,dan tinggikanlah darjatnya bersama orang-orang yang disisiMu,dan gantikanlah ia untuk orang yang ia tinggalkan,ampunilah kami,dan ampunilah dia,wahai Tuhan sekalian alam,lapangkanlah baginya kuburnya,dan terangilah ia di dalamnya."
Dari sini dapat difahami bahawa para ulama' menganjurkan agar ada orang yang 'alim dan soleh ketika menziarahi kematian seseorang,agar dirinya dapat mengingatkan orang-orang lain yang menyaksikannya untuk bertaubat. Juga hendaknya mendoakan bagi si mayat,agar bermanafaat bagi mereka semua yang ditinggalkan oleh si mayat.
HANYA ALLAH SWT JUGALAH YANG LEBIH MENGETAHUI.
*****
#BERBICARA YANG BAIK-BAIK
#DOA UNTUKNYA DAN CARA MENUTUP MATANYA
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Salamah ra,bahawasanya beliau berkata:
Bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: Apabila kamu menjenguk orang yang sakit atau menziarahi orang yang meninggal maka katakanlah yang baik-baik,kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan."Lalu Ummu Salamah berkata kepada Rasulullah SAW:"Wahai Rasul,telah meninggal dunia Abu Salamah." Lalu beliau berkata:"Katakanlah:Ya Allah,ya Tuhanku,ampunilah dosaku dan dosanya dan berikanlah aku kebaikan sepeninggalnya." Lalu Ummu Salamah berkata: "Aku pun mengerjakan sesuai dengan suruhan Rasulullah SAW,maka Allah SWT pun memberikanku yang lebih baik dari Abu Salamah yakni Rasulullah SAW."
Juga masih dari Ummu Salamah ra,beliau berkata:
Rasulullah SAW datang menjenguk Abu Salamah,dan matanya (Abu Salamah) telah berat. Maka Rasulullah SAW pun menutupkan matanya lalu berkata: "Sesungguhnya apabila ruh telah dicabut maka akan mengikutinya. Lalu para sanak saudaranya pun mulai berteriak,Rasulullah pun berkata lagi: "Janganlah kamu doakan kecuali yang baik untuk diri kamu,kerana sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kamu katakan." Kemudian beliau berdoa: "Ya Allah,ampunilah Abu Salamah,dan tinggikanlah darjatnya bersama orang-orang yang disisiMu,dan gantikanlah ia untuk orang yang ia tinggalkan,ampunilah kami,dan ampunilah dia,wahai Tuhan sekalian alam,lapangkanlah baginya kuburnya,dan terangilah ia di dalamnya."
Dari sini dapat difahami bahawa para ulama' menganjurkan agar ada orang yang 'alim dan soleh ketika menziarahi kematian seseorang,agar dirinya dapat mengingatkan orang-orang lain yang menyaksikannya untuk bertaubat. Juga hendaknya mendoakan bagi si mayat,agar bermanafaat bagi mereka semua yang ditinggalkan oleh si mayat.
HANYA ALLAH SWT JUGALAH YANG LEBIH MENGETAHUI.
*****
Tuesday, March 10, 2009
Bab 9
#MELAFAZKAN "LAILAHA ILLALLAH" KEPADA ORANG YANG BERADA DALAM DETIK-DETIK KEMATIANNYA.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri ra beliau berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Ajarilah orang yang menghadapi kematian kalaimat "La Ilaha Illallah (Tiada Tuhan selain Allah)."
Hal ini dianjurkan agar akhir perkataan orang yang mati adalah kesaksian bahawa tiada Tuhan selain Allah SWT dan ia mengakhiri hidupnya dengan bahagia,hingga ia masuk dalam kategori seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:
Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah "Tiada Tuhan selain Allah SWT" maka ia akan masuk syurga.
Bukankah saudara-saudara telah mengetahui bahawa dengan mengajarkan dan mendiktekkan syahadat kepada orang yang sakarat juga merupakan ucapan selamat datang untuknya, dan merupakan pertolongan kita untuknya dalam menghadapi syaitan yang muncul ketika sakarat untuk menghancurkan akidahnya,dan apabila orang yang sakarat tersebut telah mengatakannya sekali,maka talqinnya jangan diulangi kecuali setelah ia mengatakan kata-kata yang lain.
Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata:"Ajarilah orang-orang yang sakarat untuk mengucapkan "tiada Tuhan selain Allah" apabila ia telah mengatakannya maka tinggalkanlah ia." Menurut beberapa ulama',hal itu kerana jika talqin itu diulang-ulang maka syaitan akan memberatkan lidahnya hingga orang yang sakarat tersebut tidak kuasa untuk mengucapkannya,hingga hal itu dikhuatirkan akan menjadi sebab akhir hidupnya menjadi buruk.
Al Husain bin Isa bercerita bahawa ketika Ibnu Mubarak menjelang wafat maka beliau meminta kepada al-Husain:"Ajarkan aku "la ilaha illa Allah" dan jangan ulangi kecuali setelah aku mengatakan kata-kata yang lain."
Hal itu kerana maksud dari talqin adalah agar di hati manusia tidak ada hal lain kecuali kesaksian "tiada Tuhan selain Allah" ketika ia meninggal. Kerana yang dinilai dan dilihat oleh Allah SWT adalah apa yang terdapat dan terlintas di dalam hati manusia,dan itulah yang menyebabkan seorang hamba akan selamat.
Sedangkan gerakan lidah hanyalah merupakan terjemahan dari apa yang ada di dalam hatinya,kalau tidak,maka ucapan "la ilaha illallah" di lidah seorang yang sakarat tidak akan ada gunanya.
Menurut para sebahagaian ulama' terdahulu,bahawa untuk seorang yang pintar dan 'alim,cukuplah disebutkan dan dibacakan baginya hadis tentang talqin.Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahui.
*****
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri ra beliau berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Ajarilah orang yang menghadapi kematian kalaimat "La Ilaha Illallah (Tiada Tuhan selain Allah)."
Hal ini dianjurkan agar akhir perkataan orang yang mati adalah kesaksian bahawa tiada Tuhan selain Allah SWT dan ia mengakhiri hidupnya dengan bahagia,hingga ia masuk dalam kategori seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:
Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah "Tiada Tuhan selain Allah SWT" maka ia akan masuk syurga.
Bukankah saudara-saudara telah mengetahui bahawa dengan mengajarkan dan mendiktekkan syahadat kepada orang yang sakarat juga merupakan ucapan selamat datang untuknya, dan merupakan pertolongan kita untuknya dalam menghadapi syaitan yang muncul ketika sakarat untuk menghancurkan akidahnya,dan apabila orang yang sakarat tersebut telah mengatakannya sekali,maka talqinnya jangan diulangi kecuali setelah ia mengatakan kata-kata yang lain.
Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata:"Ajarilah orang-orang yang sakarat untuk mengucapkan "tiada Tuhan selain Allah" apabila ia telah mengatakannya maka tinggalkanlah ia." Menurut beberapa ulama',hal itu kerana jika talqin itu diulang-ulang maka syaitan akan memberatkan lidahnya hingga orang yang sakarat tersebut tidak kuasa untuk mengucapkannya,hingga hal itu dikhuatirkan akan menjadi sebab akhir hidupnya menjadi buruk.
Al Husain bin Isa bercerita bahawa ketika Ibnu Mubarak menjelang wafat maka beliau meminta kepada al-Husain:"Ajarkan aku "la ilaha illa Allah" dan jangan ulangi kecuali setelah aku mengatakan kata-kata yang lain."
Hal itu kerana maksud dari talqin adalah agar di hati manusia tidak ada hal lain kecuali kesaksian "tiada Tuhan selain Allah" ketika ia meninggal. Kerana yang dinilai dan dilihat oleh Allah SWT adalah apa yang terdapat dan terlintas di dalam hati manusia,dan itulah yang menyebabkan seorang hamba akan selamat.
Sedangkan gerakan lidah hanyalah merupakan terjemahan dari apa yang ada di dalam hatinya,kalau tidak,maka ucapan "la ilaha illallah" di lidah seorang yang sakarat tidak akan ada gunanya.
Menurut para sebahagaian ulama' terdahulu,bahawa untuk seorang yang pintar dan 'alim,cukuplah disebutkan dan dibacakan baginya hadis tentang talqin.Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahui.
*****
Bab 8
#SESEORANG TIDAK AKAN MENINGGAL DUNIA KECUALI DIRINYA BERPRASANGKA BAIK DAN MERASA TAKUT KEPADA ALLAH SWT.
Imam Muslim meriwayatkan daripada Jabir ra,bahawasanya ia berkata: Saya pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW mengatakan:
Seseorang tidak akan meninggal kecuali ia berprasangka baik kepada Allah SWT.
Imam Bukhari juga pernah mengeluarkan hadis ini,tetapi pada riwayat yang berasal dari Ibnu Abu Dunya,beliau menambahkan: Kerana sesungguhnya ada kaum yang berprasangka buruk kepada mereka maka Allah SWT berfirman kepada mereka:
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu,prasangka itu telah membinasakan kamu,maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS Fushshilat:23).
Ibnu Majah pernah meriwayatkan:
Bahawasanya Rasulullah SAW menjenguk seorang pemuda dalam keadaan sakarat. Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya:"Bagaimana keadaan dirimu (bagaimana kamu mendapati dirimu)?" Pemuda itu pun menjawab: "Wahai Rasulullah AW,aku mengharapkan Allah SWT dan takut akan dosa-dosaku." Lalu Rasulullah pun berkata: "Tidak akan berkumpul dua hal seperti itu dalam hati seorang mukmin pada saat seperti itu dalam hati seorang mukmin pada saat seperti ini,kecuali Allah SWT akan memberikan apa yang ia harapkan,dan Allah SWT memberinya rasa aman dari apa yang ia takutkan."
Sedangkan al-Hakim dan at-Tirmizi pernah meriwayatkan:
Bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Tuhan kamu,Allah 'Azza wa Jalla pernah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak akan mengumpulkan dua rasa takut pada hambaKu,dan juga tidak mengumpulkan dua rasa aman pada diri mereka. Maka barangsiapa yang takut kepadaKu di dunia, Aku akan memberinya rasa aman di akhirat,dan barangsiapa yang merasa aman dari Ku di dunia maka Aku akan memberikannya rasa takut kepadaKu di akhirat."
Para ulama' berpendapat bahawa bentuk dari prasangka baik kepada Allah SWT adalah bahawa seseorang meyakini bahawa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya,mengasihaninya,dan meyakini bahawa hal semacam itu adalah perkara mudah bagi Allah SWT. Tetapi mereka menganjurkan husnu zhon (prasangka baik) ini ketika tanda-tanda kematian telah terlihat,meskipun tentu sahaja berprasangka baik kepada Allah SWT adalah wajib bagi setiap waktu.
Dalam sebuah sabda Nabi SAW dinyatakan:
Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah 'Aza wa Jalla."
*****
Imam Muslim meriwayatkan daripada Jabir ra,bahawasanya ia berkata: Saya pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW mengatakan:
Seseorang tidak akan meninggal kecuali ia berprasangka baik kepada Allah SWT.
Imam Bukhari juga pernah mengeluarkan hadis ini,tetapi pada riwayat yang berasal dari Ibnu Abu Dunya,beliau menambahkan: Kerana sesungguhnya ada kaum yang berprasangka buruk kepada mereka maka Allah SWT berfirman kepada mereka:
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu,prasangka itu telah membinasakan kamu,maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS Fushshilat:23).
Ibnu Majah pernah meriwayatkan:
Bahawasanya Rasulullah SAW menjenguk seorang pemuda dalam keadaan sakarat. Maka Rasulullah SAW pun bertanya kepadanya:"Bagaimana keadaan dirimu (bagaimana kamu mendapati dirimu)?" Pemuda itu pun menjawab: "Wahai Rasulullah AW,aku mengharapkan Allah SWT dan takut akan dosa-dosaku." Lalu Rasulullah pun berkata: "Tidak akan berkumpul dua hal seperti itu dalam hati seorang mukmin pada saat seperti itu dalam hati seorang mukmin pada saat seperti ini,kecuali Allah SWT akan memberikan apa yang ia harapkan,dan Allah SWT memberinya rasa aman dari apa yang ia takutkan."
Sedangkan al-Hakim dan at-Tirmizi pernah meriwayatkan:
Bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda: "Tuhan kamu,Allah 'Azza wa Jalla pernah berfirman: "Sesungguhnya Aku tidak akan mengumpulkan dua rasa takut pada hambaKu,dan juga tidak mengumpulkan dua rasa aman pada diri mereka. Maka barangsiapa yang takut kepadaKu di dunia, Aku akan memberinya rasa aman di akhirat,dan barangsiapa yang merasa aman dari Ku di dunia maka Aku akan memberikannya rasa takut kepadaKu di akhirat."
Para ulama' berpendapat bahawa bentuk dari prasangka baik kepada Allah SWT adalah bahawa seseorang meyakini bahawa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya,mengasihaninya,dan meyakini bahawa hal semacam itu adalah perkara mudah bagi Allah SWT. Tetapi mereka menganjurkan husnu zhon (prasangka baik) ini ketika tanda-tanda kematian telah terlihat,meskipun tentu sahaja berprasangka baik kepada Allah SWT adalah wajib bagi setiap waktu.
Dalam sebuah sabda Nabi SAW dinyatakan:
Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah 'Aza wa Jalla."
*****
Bab 7
#KEMATIAN MERUPAKAN KAFARAT (BALASAN) BAGI SETIAP MUSLIM
Para Ulama' berpendapat bahawa kematian merupakan balasan bagi setiap muslim,sama ada berupa sakit yang telah ia derita menjelang ajalnya atau sakit yang ia rasakan di kubur, seperti yang dimaksud oleh sabda Nabi dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Tidak ada derita yang dirasakan oleh seorang muslim sama ada itu berupa sakit dan yang lain sebagainya kecuali Allah SWT akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang kering ditutupi oleh dedaunannya.
Sedangkan Imam Malik meriwayatkan hadis marfu' dalam karyanya Al Muwatta':
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan bagi hambaNya maka Ia akan memberikan musibah kepadanya.
Dalam hadis yang lain dikatakan:
Allah SWT berfirman: Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari dunia,atau ingin memberikan rahmat baginya, hingga Aku memenuhi balasan segala kesalahan yang ia perbuat,sama ada dengan rasa sakit di tubuhnya,atau berupa musibah yang menimpa keluarga atau sanak saudaranya, atau kesempitan dalam hidupnya,atau Aku sempitkan rezekinya,hingga Aku menyempurnakan ganjarannya hingga yang seberat spora,apabila masih ada yang tertinggal maka Kami akan mempersukarnya ektika menjelang ajalnya,hingga ia menemuiKu dalam keadaan seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya.
Para ulama'berpendapat bahawa keadaan di atas akan jadi sebaliknya bagi seorang muslim yang tidak dicintai oleh Allah SWT,seperti yang dimaksud dalam hadis berikut:
Allah SWT telah berfirman:"Demi Ketinggian dan KemuliaanKu, Aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari dunia yang Aku ingin mengazabnya kecuali Aku telah memenuhi ganjaran segala kebaikannya hingga yang sebesar spora,sama ada ia berupa kesihatan tubuhnya,kelapangan rezekinya,kenikmatan dalam hidupnya dan rasa aman dalam hatinya,apabila masih ada yang tertinggal maka Aku akan memudahkannya dalam menghadapi kematian,hingga ia bertemu denganKu dan ia tidak mempunyai satu kebaikan pun yang akan menjaganya dari api neraka."
Dengan makna yang sama,Abu Daud meriwayatkan sebuah hadis marfu' dengan sanad yang sahih:
Kematian yang tiba-tiba adalah kematian yang disayangkan.
Sedangkan Umar bin Khattab ra pernah berkata:"Apabila masih ada dosa seorang mukmin yang belum diberi ganjaran,maka Allah SWT mempersukarnya ketika sakaratul maut sebagai ganjaran dosanya hingga ia boleh menempati darjatnya di syurga. Adapun seorang kafir,apabila ia melakukan perbuatan baik di dunia,maka ia akan dimudahkan ketika menghadapi sakaratul maut,hingga sempurnalah balasan perbuatan baiknya di dunia,kemudian ia dimasukkan ke dalam neraka.
Abu Na'im meriwayatkan sebuah hadis marfu':
Jiwa orang mukmin itu keluar sebagai angin,sedangkan jiwa orang yang kafir mengalir seperti mengalirnya nafas seekor keldai. Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan kesalahan maka ia akan dipersukar ketika menghadapi kematiannya agar kesalahannya itu diampuni dengan penderitaan yang dirasakannya,sedangkan apabila ada seorang kafir yang melakukan perbuatan baik,maka ia akan dimudahkan ketika kematiannya.
*****
Para Ulama' berpendapat bahawa kematian merupakan balasan bagi setiap muslim,sama ada berupa sakit yang telah ia derita menjelang ajalnya atau sakit yang ia rasakan di kubur, seperti yang dimaksud oleh sabda Nabi dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
Tidak ada derita yang dirasakan oleh seorang muslim sama ada itu berupa sakit dan yang lain sebagainya kecuali Allah SWT akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon yang kering ditutupi oleh dedaunannya.
Sedangkan Imam Malik meriwayatkan hadis marfu' dalam karyanya Al Muwatta':
Apabila Allah SWT menginginkan kebaikan bagi hambaNya maka Ia akan memberikan musibah kepadanya.
Dalam hadis yang lain dikatakan:
Allah SWT berfirman: Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari dunia,atau ingin memberikan rahmat baginya, hingga Aku memenuhi balasan segala kesalahan yang ia perbuat,sama ada dengan rasa sakit di tubuhnya,atau berupa musibah yang menimpa keluarga atau sanak saudaranya, atau kesempitan dalam hidupnya,atau Aku sempitkan rezekinya,hingga Aku menyempurnakan ganjarannya hingga yang seberat spora,apabila masih ada yang tertinggal maka Kami akan mempersukarnya ektika menjelang ajalnya,hingga ia menemuiKu dalam keadaan seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya.
Para ulama'berpendapat bahawa keadaan di atas akan jadi sebaliknya bagi seorang muslim yang tidak dicintai oleh Allah SWT,seperti yang dimaksud dalam hadis berikut:
Allah SWT telah berfirman:"Demi Ketinggian dan KemuliaanKu, Aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari dunia yang Aku ingin mengazabnya kecuali Aku telah memenuhi ganjaran segala kebaikannya hingga yang sebesar spora,sama ada ia berupa kesihatan tubuhnya,kelapangan rezekinya,kenikmatan dalam hidupnya dan rasa aman dalam hatinya,apabila masih ada yang tertinggal maka Aku akan memudahkannya dalam menghadapi kematian,hingga ia bertemu denganKu dan ia tidak mempunyai satu kebaikan pun yang akan menjaganya dari api neraka."
Dengan makna yang sama,Abu Daud meriwayatkan sebuah hadis marfu' dengan sanad yang sahih:
Kematian yang tiba-tiba adalah kematian yang disayangkan.
Sedangkan Umar bin Khattab ra pernah berkata:"Apabila masih ada dosa seorang mukmin yang belum diberi ganjaran,maka Allah SWT mempersukarnya ketika sakaratul maut sebagai ganjaran dosanya hingga ia boleh menempati darjatnya di syurga. Adapun seorang kafir,apabila ia melakukan perbuatan baik di dunia,maka ia akan dimudahkan ketika menghadapi sakaratul maut,hingga sempurnalah balasan perbuatan baiknya di dunia,kemudian ia dimasukkan ke dalam neraka.
Abu Na'im meriwayatkan sebuah hadis marfu':
Jiwa orang mukmin itu keluar sebagai angin,sedangkan jiwa orang yang kafir mengalir seperti mengalirnya nafas seekor keldai. Sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan kesalahan maka ia akan dipersukar ketika menghadapi kematiannya agar kesalahannya itu diampuni dengan penderitaan yang dirasakannya,sedangkan apabila ada seorang kafir yang melakukan perbuatan baik,maka ia akan dimudahkan ketika kematiannya.
*****
Bab 6
#BAHAWA KEMATIAN MEMILIKI SAKARATUL MAUT KETIKA ANGGOTA BADAN MEMBERIKAN ROH KEPADA ANGGOTA YANG LAINNYA
#DAN BAGAIMANA MANUSIA DALAM KEDAAN SEPERTI ITU
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan yang lainnya yang berasal dari Aisyah ra,disebutkan:
Bahawa ada setin air di depan Rasulullah SAW,kemudian ia memasukkan tangannya yang diberkati ke dalamnya lalu mengusap wajahnya dan berkata: Tiada Tuhan selain Allah SWT,sesungguhnya kematian itu mempunyai sakarat. Kemudian ia meluruskan tangannya dan berkata: Dalam Rafiq yang mulia,hingga nyawa beliau dicabut dan tangannya pun longlai.
Sedangkan Aisyah ra lalu berkata:
Saya tidak ingin serupa dengan seseorang kerana mudahnya ia menghadapi kematian setelah aku menyaksikan susahnya kematian Rasulullah SAW.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmizi,sedangkan menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah ra,bahawa beliau berkata:
Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia,rohnya berada di antara kerongkong atas dan kerongkong bawah dan di antara kedua jakunnya,maka aku tidak pernah membenci susahnya kematian seseorang setelah kematian Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadis yang marfu' disebutkan:
Seandainya sakit yang dirasakan oleh sehelai rambut yang mati dirasakan oleh penduduk langit dan bumi nescaya mereka semua akan mati.
Sebuah sajak menyatakan:
Aku menyebut tentang kematian tanpa ada rasa takut
Kerana sesungguhnya hatiku ini keras bagaikan batu
Aku menginginkan dunia seolah diriku kekal
Padahal di belakang ku ada kematian
Yang akan meninggalkan cerita
Maka cukuplah kematian ketahuilah
Wahai orang yang telah ditetapkan untuk mati
Dan maut berada di sekelilingnya memburu
Bahawa tidak ada tempat bagi manusia
Untuk melarikan diri darinya.
Maka ambillah contoh untuk dirimu,wahai saudaraku,lalu renungkan,mungkin sakarat pernah anda rasakan,anda pernah merasakan cubaan dan musibah lalu orang-orang berkata tentang anda:"Bukankah ia telah diberi nasihat" atau ada yang akan berkata:"Sesungguhnya si polan berat lidahnya,ia lupa akan tetangga-tetangganya,tidak mahu berbicara dengan saudara-saudaranya,ia telah mendengar perintah,dan tidak kuasa untuk memberi jawapan."
Dalam suatu riwayat diceritakan bahawa ada seorang wanita muda yang menemui ayahnya ketika si ayah menjelang ajalnya. Lalu si puteri itu membaca sajak:
Ayahku,kekasihku,siapakah
Yang akan kamu tinggalkan untuk anak yatim ini
Bagaikan anak burung yang jauh dari sarang.
Ambillah contoh untuk dirimu,wahai saudaraku! Pada suatu masa nanti kamu akan diangkat dari katilmu untuk diletakkan di bangsal pencucianmu,lalu mereka melepaskan seluruh pakaianmu,lalu mengambil kafan dan memakaikannya ke tubuhmu setelah memandikanmu,sanak saudara dan tetangga menangisimu,kamu kehilangan saudara-saudara dan para tetanggamu. Lalu orang yang memandikanmu berkata:"Di manakah isteri si polan? Raba dan usaplah ia sekarang",kemudian semuanya tinggal cerita tentang si polan. Lalu mereka membaca sajak:
Wahai orang yang tertipu
kenapa kamu bermain-main
Engkau masih bermain-main
padahal kematian telah dekat
Bukankah engkau tahu
ketamakan adalah laut yang dalam
Kapalnya adalah dunia,
maka janganlah kamu sampai binasa
Bukankah engkau tahu
kematian akan mendatangimu dengan cepat
Saat itu engkau akan merasakan
Semua makanan yang berasa hambar
Seolah engkau telah berwasiat
Padahal anak-anak yatim terus saja bercucur air mata
Dan ibu yang ditinggal suaminya
Terisak dan hanya meninggalkan bekas luka
Ia menggigit tangannya dan menampar wajahnya
Setelah ditutup lalu disaksikan oleh penziarah
Mereka datang kepadamu dengan kain kafan
Menuangkan air di atas tubuhmu
Sambil bercucuran air mata.
Para ulama' banyak yang menyatakan bahawa sesungguhnya Allah SWT mempersukar pencabutan roh para Nabi dan wali adalah sebagai cara untuk meninggikan darjat mereka. Adapun kematian yang dipersukar bagi kaum muslimin selain para Nabi dan wali merupakan ampunan atau balasan atas dosa-dosa mereka,sebagaimana yang telah dijelaskan,kalau tidak,maka boleh sahaja Allah SWT memberikan darjat itu kepada mereka tanpa cubaan dan ujian. Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahuinya.
Kita telah mengetahui bahawa kematian adalah perkara yang sungguh mengerikan dan merupakan arak yang buruk dan berasa sangat pahit. Kematian merupakan perkara yang akan menghilangkan segala kenikmatan dan kesenangan,dan memutuskan hal-hal yang menyenangkan,membawa kita kepada hal yang kita tidak suka,dan memisahkan kita dari semua sanak dan saudara.
Hanya kepada Allah SWT sahajalah tempat kita meminta pertolongan....
#DAN BAGAIMANA MANUSIA DALAM KEDAAN SEPERTI ITU
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan yang lainnya yang berasal dari Aisyah ra,disebutkan:
Bahawa ada setin air di depan Rasulullah SAW,kemudian ia memasukkan tangannya yang diberkati ke dalamnya lalu mengusap wajahnya dan berkata: Tiada Tuhan selain Allah SWT,sesungguhnya kematian itu mempunyai sakarat. Kemudian ia meluruskan tangannya dan berkata: Dalam Rafiq yang mulia,hingga nyawa beliau dicabut dan tangannya pun longlai.
Sedangkan Aisyah ra lalu berkata:
Saya tidak ingin serupa dengan seseorang kerana mudahnya ia menghadapi kematian setelah aku menyaksikan susahnya kematian Rasulullah SAW.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmizi,sedangkan menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah ra,bahawa beliau berkata:
Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia,rohnya berada di antara kerongkong atas dan kerongkong bawah dan di antara kedua jakunnya,maka aku tidak pernah membenci susahnya kematian seseorang setelah kematian Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadis yang marfu' disebutkan:
Seandainya sakit yang dirasakan oleh sehelai rambut yang mati dirasakan oleh penduduk langit dan bumi nescaya mereka semua akan mati.
Sebuah sajak menyatakan:
Aku menyebut tentang kematian tanpa ada rasa takut
Kerana sesungguhnya hatiku ini keras bagaikan batu
Aku menginginkan dunia seolah diriku kekal
Padahal di belakang ku ada kematian
Yang akan meninggalkan cerita
Maka cukuplah kematian ketahuilah
Wahai orang yang telah ditetapkan untuk mati
Dan maut berada di sekelilingnya memburu
Bahawa tidak ada tempat bagi manusia
Untuk melarikan diri darinya.
Maka ambillah contoh untuk dirimu,wahai saudaraku,lalu renungkan,mungkin sakarat pernah anda rasakan,anda pernah merasakan cubaan dan musibah lalu orang-orang berkata tentang anda:"Bukankah ia telah diberi nasihat" atau ada yang akan berkata:"Sesungguhnya si polan berat lidahnya,ia lupa akan tetangga-tetangganya,tidak mahu berbicara dengan saudara-saudaranya,ia telah mendengar perintah,dan tidak kuasa untuk memberi jawapan."
Dalam suatu riwayat diceritakan bahawa ada seorang wanita muda yang menemui ayahnya ketika si ayah menjelang ajalnya. Lalu si puteri itu membaca sajak:
Ayahku,kekasihku,siapakah
Yang akan kamu tinggalkan untuk anak yatim ini
Bagaikan anak burung yang jauh dari sarang.
Ambillah contoh untuk dirimu,wahai saudaraku! Pada suatu masa nanti kamu akan diangkat dari katilmu untuk diletakkan di bangsal pencucianmu,lalu mereka melepaskan seluruh pakaianmu,lalu mengambil kafan dan memakaikannya ke tubuhmu setelah memandikanmu,sanak saudara dan tetangga menangisimu,kamu kehilangan saudara-saudara dan para tetanggamu. Lalu orang yang memandikanmu berkata:"Di manakah isteri si polan? Raba dan usaplah ia sekarang",kemudian semuanya tinggal cerita tentang si polan. Lalu mereka membaca sajak:
Wahai orang yang tertipu
kenapa kamu bermain-main
Engkau masih bermain-main
padahal kematian telah dekat
Bukankah engkau tahu
ketamakan adalah laut yang dalam
Kapalnya adalah dunia,
maka janganlah kamu sampai binasa
Bukankah engkau tahu
kematian akan mendatangimu dengan cepat
Saat itu engkau akan merasakan
Semua makanan yang berasa hambar
Seolah engkau telah berwasiat
Padahal anak-anak yatim terus saja bercucur air mata
Dan ibu yang ditinggal suaminya
Terisak dan hanya meninggalkan bekas luka
Ia menggigit tangannya dan menampar wajahnya
Setelah ditutup lalu disaksikan oleh penziarah
Mereka datang kepadamu dengan kain kafan
Menuangkan air di atas tubuhmu
Sambil bercucuran air mata.
Para ulama' banyak yang menyatakan bahawa sesungguhnya Allah SWT mempersukar pencabutan roh para Nabi dan wali adalah sebagai cara untuk meninggikan darjat mereka. Adapun kematian yang dipersukar bagi kaum muslimin selain para Nabi dan wali merupakan ampunan atau balasan atas dosa-dosa mereka,sebagaimana yang telah dijelaskan,kalau tidak,maka boleh sahaja Allah SWT memberikan darjat itu kepada mereka tanpa cubaan dan ujian. Hanya Allah SWT jugalah yang lebih mengetahuinya.
Kita telah mengetahui bahawa kematian adalah perkara yang sungguh mengerikan dan merupakan arak yang buruk dan berasa sangat pahit. Kematian merupakan perkara yang akan menghilangkan segala kenikmatan dan kesenangan,dan memutuskan hal-hal yang menyenangkan,membawa kita kepada hal yang kita tidak suka,dan memisahkan kita dari semua sanak dan saudara.
Hanya kepada Allah SWT sahajalah tempat kita meminta pertolongan....
Monday, March 9, 2009
Bab 5
# SEORANG MUKMIN MENINGGAL DENGAN BERPELUH DAHINYA
Di riwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Baridah bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Seorang mukmin meninggal dengan berpeluh dahinya.
Tetapi menurut Tarmizi hadis di atas merupakan hadis hasan.
Ubaidullah pernah berkata:"Sesungguhnya seorang mukmin mungkin masih mempunyai kesalahan,maka ia diberi balasan atas kesalahan itu pada waktu pencabutan nyawanya,kerana itulah dahinya akan berpeluh. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahawa berpeluhnya dahi seorang mukmin ketika sakaratul maut adalah kerana merasa malu terhadap Allah SWT ketika Allah SWT mengampuninya dan memberikan kelapangan kepadanya,maka ia pun merasa malu hingga ia berpeluh. Tidak ada kawan,wali dan orang berbakti kecuali ia merasa malu kepada Tuhannya,ketika ia bertemu denganNya. Ia dapat menyaksikan perbuatan buruknya,tetapi meskipun demikian Allah SWT masih berbuat baik kepadanya.
Abdullah bin Mas'ud ra pernah berkata:"Keringat dahinya seorang mukmin ketika menjelang ajal merupakan sisa dari dosa-dosa yang ia kerjakan,maka ia diberi balasan ketika kematiannya,dengan kata lain dikeraskan pencabutan nyawanya dengan begitu dosa-dosanya dihapuskan agar ia boleh meninggalkan dunia dengan keadaan bersih,dan roh boleh meminta keluar dari hasad untuk bertemu dengan Tuhannya,Allah SWT. Ada yang berkata bahawa ia telah melihat orang yang hanya dahinya sahaja yang berpeluh dan tidak ada penderitaan lain ketika menjelang ajal. Hal itu tentu sahaja sesuai dengan amal masing-masing.
HANYA ALLAH SWT JUGALAH YANG LEBIH MENGETAHUI....
Di riwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya dari Baridah bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Seorang mukmin meninggal dengan berpeluh dahinya.
Tetapi menurut Tarmizi hadis di atas merupakan hadis hasan.
Ubaidullah pernah berkata:"Sesungguhnya seorang mukmin mungkin masih mempunyai kesalahan,maka ia diberi balasan atas kesalahan itu pada waktu pencabutan nyawanya,kerana itulah dahinya akan berpeluh. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahawa berpeluhnya dahi seorang mukmin ketika sakaratul maut adalah kerana merasa malu terhadap Allah SWT ketika Allah SWT mengampuninya dan memberikan kelapangan kepadanya,maka ia pun merasa malu hingga ia berpeluh. Tidak ada kawan,wali dan orang berbakti kecuali ia merasa malu kepada Tuhannya,ketika ia bertemu denganNya. Ia dapat menyaksikan perbuatan buruknya,tetapi meskipun demikian Allah SWT masih berbuat baik kepadanya.
Abdullah bin Mas'ud ra pernah berkata:"Keringat dahinya seorang mukmin ketika menjelang ajal merupakan sisa dari dosa-dosa yang ia kerjakan,maka ia diberi balasan ketika kematiannya,dengan kata lain dikeraskan pencabutan nyawanya dengan begitu dosa-dosanya dihapuskan agar ia boleh meninggalkan dunia dengan keadaan bersih,dan roh boleh meminta keluar dari hasad untuk bertemu dengan Tuhannya,Allah SWT. Ada yang berkata bahawa ia telah melihat orang yang hanya dahinya sahaja yang berpeluh dan tidak ada penderitaan lain ketika menjelang ajal. Hal itu tentu sahaja sesuai dengan amal masing-masing.
HANYA ALLAH SWT JUGALAH YANG LEBIH MENGETAHUI....
Subscribe to:
Comments (Atom)